Penyebaran Uang IIegal Rentenir dan Bank Pelecit Ditutup, Hutangnya Emak-emak Dianggap Lunas

Tampak Aktivis Kontroversi Banyuwangi, Yunus Wahyudi dan DhennySta Kharizmaputra dalam program NGOBOS di Kampung ACLaK

“Perjuangan panjang nan beresiko aktivis kontroversi Banyuwangi, Yunus Wahyudi demi membebaskan emak-emak dari cengkeraman rentenir dan bank pelecit bin bank titil bin bank setan akhirnya membuahkan hasil. Hal itu selaras dengan hasil putusan hearing Komisi II DPRD Banyuwangi Jawa Timur. Dimana kalangan emak-emak yang punya hutang dianggap lunas dan tak perlu membayar semua sisa tanggungan hutangnya.”

Sebagaimana diungkapkan secara lugas dan tegas oleh Yunus Wahyudi dalam program NGOBOS (Ngopi Bareng Obrolan Santai) di Kampung ACLaK (Aliansi Cendekiawan Lare Kampung) dan ditayangkan di kanal YouTube LSAP Banyuwangi. Sebagai narasumber, Yunus secara blak-blakan merunut kronologisnya mulai awal perjuangan hingga endingnya di hearing DPRD Banyuwangi.

Read More

“Hari ini Allah telah menganugerahkan hadiah yang besar dan luar biasa (Hearing DPRD Banyuwangi memutuskan pembebasan hutang emak-emak dari jeratan hutang rentenir dan bank pelecit, red.). Saya meminta kepada rakyat Banyuwangi dan rakyat Indonesia, bersyukurlah kepada Allah. Marilah lebih mendekatkan diri kepada Allah atas hadiah yang besar tiada tara ini,” ujar Yunus dengan penuh rasa syukur.

Tonton juga video terkait dibawah ini:

Berkenaan dengan surat hearing di DPRD Banyuwangi, lanjut Yunus, sebenarnya sudah tiga bulan lalu diajukan. Namun katanya baru hari ini digelar pada Kamis, 24 April 2025 pukul 09.00 WIB. Bahkan sebelumnya Yunus diikuti puluhan pemotor dan para awak media keliling Banyuwangi untuk woro-woro.

“Saya sengaja dengan teman-teman dan awak media siaran keliling untuk woro-woro mengajak emak-emak yang punya hutang di rentenir dan bank pelecit agar datang ke hearing DPRD Banyuwangi. Saya sampaikan semua hutang-hutangnya akan di bayar DPRD dan pejabat Banyuwangi. Ya daripada uangnya dikorupsi lebih baik untuk bayar hutangnya emak-emak tersebut,” ungkap Yunus sembari menyatir sindirannya.

Dalam dirinya Yunus berkeyakinan sepenuhnya bahwa DPRD akan membela nasib rakyat yang diwakilinya. Hal itulah yang menjadikan alasan kuatnya dalam woro-woro menyampaikan jika hutangnya emak-emak akan dibayar lunas oleh DPRD Banyuwangi.

“Jika DPRD sudah memutuskan bahwa rentenir-rentenir dan bank-bank pelecit yang ilegal tanpa ijin itu ditutup, berarti sudah selesai kan ya. Artinya tidak perlu lagi membayar sisa-sisa hutangnya. Apalagi menurut perwakilan Dinas Koperasi dan Dinas Perijinan Banyuwangi dengan tegas menyatakan bahwa rentenir maupun bank pelecit yang dimaksud sama sekali tidak mengantongi ijin. Diantara, seperti yang mengatasnamakan koperasi Mekar, Amarta, KTA dan yang lainnya. Itu liar semua,” tandasnya penuh semangat.

Oleh karenanya Yunus meminta kepada masyarakat tidak perlu lagi merasa takut menghadapi para petugas penagih yang datang ke rumahnya. Kalau dianggap perlu agar menyiapkan pentungan, bukan untuk memukul hanya menakut-nakuti saja. Namun jika ternyata ada penagih yang berulah kurang ajar dan nekad barulah melakukan tindakan yang diperlukan.

“Maka sesuai kesimpulan singkat dari Ketua Komisi II, yaitu mbak Emy Wahyuni menyatakan dengan tegas hasil hearing tadi. Bahwa penyebaran uang yang ilegal itu mulai sekarang ditutup. Dan hutangnya emak-emak itu dianggap lunas semuanya. Mendengar ketegasan Ketua hearing tersebut, jujur saja saya langsung menangis. Karena perjuangan saya selama ini selalu dibentur-benturkan dengan para premannya cukong-cukong,” tuturnya dengan tegas. (tim dhuta ekspresi) 

banner 728x90

Related posts

banner 400x130

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *