“Dalam setiap penyelenggaraan adat istiadat yang dikemas dalam Banyuwangi Festival, yang berhubungan dengan ritual mistis selalu tampak sosok misterius pawangnya pawang Blambangan Banyuwangi. Apalagi setiap perhelatan Gandrung Sewu, sosok karakteristik satu ini senantiasa yang menjadi ikon tak terlupakan. Berikut Tim Dhuta Ekspresi membongkar seputar kisi-kisi misterinya.”
PENAMPILAN sosok misterius dalam setiap even adat istiadat, selalu identik dengan jubah kebesarannya berwarna putih selaras dengan rambut putihnya nan panjang. Selendang panjang warna merah selalu melingkari lehernya, namun kadang berpadu rompi panjang berwana hitam.
Jika diperhatikan secara seksama, sosok yang dikenal bernama Pramu Soekarno tangan sebelah kiri tak terlepas dari tempat pembakaran menyan dengan asapnya yang mengepul. Sedangkan di pergelangan tangan kanan dan kirinya dipenuhi aksesoris benda-benda sakral. Bahkan ada ornamen-ornamen yang melingkari sekujur tubuhnya. Uniknya semua itu berhubungan dengan pernak-pernik alam kegaiban.
Sehingga tak mengherankan jika dalam setiap penampilannya di tengah proeesi Gandrung Sewu tampak begitu sangar. Sorot matanya tajam liar mengelana, memandangi setiap sudut-sudut momen. Meskipun itu selalu dalam diam tanpa kata-kata. Namun mulutnya tanpa henti terus berkomat-kamit, entah mantra apa saja yang dibacakannya.
Saat dijumpai seusai acara disinggung seputar keberadaannya sebagai pawangnya pawang Blambangan Banyuwangi, Pramu Soekarno hanya mengungkap penggalan rahasia kecilnya. Dikatakannya ia mengaku berusaha menjalankan tupoksi dengan sebaik-baiknya.
“Saya harus dapat memastikan berlangsungnya event itu lancar, aman dan berjalan sukses. Jangan sampai ada gangguan sekecil apapun yang dapat merusak pranata acaranya. Dan yang tak kalah pentingnya, seluruh penari Gandrung dan kru yang terlibat di dalamnya aman-aman saja tanpa ada yang kesurupan,” ungkapnya dengan nada dingin dan datar.
Sosok pria nyentrik yang dikenal di dunia mistis sebagai Ki Samber Roso itu saat ditanya seputar mantra-mantra andalannya justru menolak untuk menjawabnya. Karena menurutnya hal itu merupakan rahasia yang harus dijaganya.
“Apapun mantra-mantra yang saya bacakan saat memandu prosesi acara, jelas itu merupakan rahasia saya pribadi. Dan itu tak mungkin saya buka kepada orang lain. Apalagi saya memperoleh dan menjalaninya selama puluhan tahu. Mantra-mantra itu kan sebuah rahasia, jadi selamanya harus dirahasiakan,” tegasnya tanpa basa-basi. ***
Tonton Juga Video Terkait Pawangnya Pawang Di bawah Ini:
