“Film binaan merupakan salah satu program unggulan PARFI Banyuwangi yang penggarapannya melalui Biro Keartisan. Tujuannya untuk menjaring dan melahirkan talenta-talenta potensial di ranah perfilman. Film binaan perdana bernuansa horor bertajuk “Kafe Siluman” Akan segera dilaunching”
Menurut Kabiro Keartisan PARFI Banyuwangi, Ahmad Maliki menjelaskan bahwa film tersebut bergenre horor. Yakni mengisahkan tentang perjalanan seorang bernama Rangga pemburu jitu yang berubah menjadi pelindung kehidupan satwa liar.
“Suatu hari Rangga bertemu dengan ibu harimau yang cantik bernama Ratna yang memiliki kekuatan mistik untuk berubah menjadi manusia. Ratna menyadarkan Rangga agar menghentikan kegiatan perburuan. Akhirnya Rangga pun sadar dan memutuskan untuk menghentikan kegiatan perburuannya,” ujar pria yang kondang dengan sebutan Malik BSS itu.
Ditambahkannya, Film “Kafe Siluman” ini sengaja diproduksi dan tayang di Youtube Azza Production Channel, semata-mata didedikasikan untuk membangun kesadaran penonton. Yakni agar memikirkan tentang pentingnya menghormati dan melindungi kehidupan satwa liar.
“Alhamdulillah berkat dukungan dan bimbingan PARFI Banyuwangi, penggarapan film “Kafe Siluman” berhasil dituntaskan. Kalau trailernya sudah tayang namun untuk filmnya dalam waktu akan segera dilaunching dan menyapa para penggemarnya,” ungkap pemain yang merangkap sebagai penulis skenario sekaligus sutradara ini penuh bangga.
Ketua PARFI Banyuwangi, Denny Sun’anudin menyambut baik atas suksesnya penggarapan film binaan bertajuk “Kafe Siluman” tersebut. Diharapkan upaya PARFI menumbuhkembangkan dunia perfilman berbasis kearifan lokal di Banyuwangi makin kompetitif.
“Inilah salah satu alasan kami mengapa perlu menggalakkan produksi film-film binaan dengan melahirkan talenta-talenta daerah. Karena setiap PH-PH yang datang dan memproduksi film di Banyuwangi harus melalui rekomendasi dan bekerjasama dengan PARFI,” tandas Denny menegaskan.
Pentingnya melalui rekomendasi dan menjalin kerjasama dengan PARFI Banyuwangi, lanjut Denny, karena ada alasan yang lebih mendasar. “Mengingat PH-PH yang memproduksi film di Banyuwangi, wajib hukumnya memberikan peluang kepada talenta-talenta daerah untuk mengasah kemampuan seni aktingnya,” pungkasnya. (tim dhuta ekspresi)