“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, film serial Kampung ACLaK (Aliansi Cendekiawan Lare Kampung) bertajuk “CINTA DIUJUNG DUPA” produksi LSAP Banyuwangi mendatangkan aktris dari ibu kota Jakarta. Meski demikian dalam penggarapannya nanti tetap akan melibatkan talenta-talenta daerah yang disesuaikan dengan karakter pemain yang memang dibutuhkan dalam alur skenarionya.”
Ketua LSAP (Lentera Seni Akting dan Perfilman) Banyuwangi, Denny Sun’anudin mengungkapkan, bahwa penggarapan Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” bekerjasama dengan DPC PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) Banyuwangi. Hal itu bertujuan untuk menciptakan harmonisasi dan eksistensi dunia perfilman daerah di Banyuwangi.
“Kami ingin menyampaikan pesan ke publik tentang eksistensi PARFI di Banyuwangi, sekaligus memberitahu bahwa Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” ini mempunyai nilai spesial tersendiri. Apalagi bintang utamanya mendatangkan aktris dari ibu kota Jakarta,” ujar Denny yang juga selaku Ketua DPC PARFI Banyuwangi itu menguraikan latar belakangnya.
Adapun mengenai Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” tersebut, Denny membocorkan sekilas alur ceritanya. Dikatakannya, ada problematika kehidupan yang dialami orang-orang penganut peradaban milenial. Akan tetapi dalam persoalan tertentu ternyata butuh bantuan orang yang hidup di perkampungan.
“Jadi Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” ini memotret kolaborasi kehidupan milenial dengan segala problematikanya. Namun menariknya saat mengalami persoalan klenik justru minta tolong kepada orang kampung untuk menangani dan menyelesaikannya,” urai pria yang berprofesi sebagai advokat ini mengungkap kisi-kisi ceritanya.
Secara terpisah aktris ibu kota Jakarta, Dinda Dyah Ayu Safitri saat awal ditawari mengaku sangat tertarik. Menurutnya Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” menceritakan seputar kehidupan nyata yang benar-benar terjadi di tengah kehidupan masyarakat.
“Ada hal yang menarik dalam cerita film ini mengajarkan pada diri kita bagaimana cara menerima dan menghadapi sebuah persoalan sepahit apapun. Bahkan ada yang perlu diperjuangkan dalam hidup ini, yakni tentang cinta dan kesetiaan yang hakiki,” tuturnya.
Yang lebih menarik lagi, lanjut Dinda, dalam film ini mengungkap tentang realita kehidupan dari jaman ke jaman yang selalu berulang. Namun pada akhirnya dituntut oleh leluhur melalui suara hati kemana harus meminta pertolongan atas persoalan yang sedang terjadi di luar dugaan.
“Leluhur kita mempunyai ajaran adiluhung yang masih lestari dalam budaya masyarakat kearifan lokal. Selain itu menurut saya pribadi, masyarakat kita tak lepas dari klenik. Sehingga cerita mistis tetap digemari dan dinanti. Harapan saya, semoga sukses untuk Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” yang spesial ini,” pungkasnya penuh harap. (tim dhuta ekspresi)
Tonton juga video terkait untuk shooting Film Serial “CINTA DIUJUNG DUPA” Dibawah ini:
