Gotong Royong Dan Swadaya Mandiri Warnai Persiapan Tradisi Ritual Keboan Aliyan Banyuwangi

RITUAL KEBOAN: Tampak Kepala Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, Anton Sujarwo, SE dan Agenda Tradisi Ritual Keboan Aliyan

BANYUWANGI: Masyarakat Indonesia tak ada salahnya jika belajar bercermin pada warga Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, yang hingga kini masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong. Hal itu kentara tergambar dalam persiapan perhelatan tradisi mistis tahunan, yakni Ritual Keboan sebagai penjelmaan ritual bersih desa. Bahkan segenap warga secara guyub rukun menopang kelancaran dan kesuksesan ritual Keboan tersebut dengan cara swadaya mandiri seraya bersat bersama jajaran dengan Pemerintahan Desa Aliyan.

Di era milenium yang serba pengedepanan modernisasi, tak banyak orang memandang betapa pentingnya nguri-nguri warisan budaya para leluhur. Padahal adanya ragam peradaban kekinian justru karena jasa-jasa para leluhur yang mengawali penataan pilar-pilar peradaban dalam kehidupan di masa lalu. Sedangkan pintasan generasi hingga kehidupan masa kini sekadar meneruskan dari rangkaian amanah masa lalu. Hal itu pulalah yang disadari warga Desa Aliyan yang tetap memelihara tradisi gotong royong serta nguri-nguri ritual Keboan.

Read More

Simak juga video:Cikal Bakal Keboan Desa Aliyan Rogojampi Banyuwangi”. Selengkapnya hanya di YouTube LSAP Banyuwangi Channel dibawah ini:

Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo, SE menandaskan, ritual Keboan merupakan tradisi ritual yang diselenggarakan setiap tahun. Adapun pelaksanaanya pada bulan Syuro tepat pada hari Minggu pertama, dimana biasanya ada salah satu warga yang ragamya kerawuhan roh gaib dari leluhur. Dengan adanya peristiwa kerawuhan roh gaib dari leluhur tersebut menjadi petunjuk untuk digelarnya ritual Keboan.

“Alhamdulillah dengan penuh kesadaran dan keterpanggilan jiwa, para warga bersama perangkat Desa Aliyan bergotong royong, guyub dan rukun berupaya bagaimana perhelatan tradisi ritual Keboan dapat berlangsung lancar dan sukses. Begitu pula menyangkut pembiayaannya, dilakukan secara swadaya mandiri. Karena kami menyadari bahwa ini demi nguri-nguri budaya warisan leluhur yang tak boleh tergerus oleh kemajuan jaman,” ungkap Anton kepada Dhuta Ekspresi seraya menyeruput secangkir kopi hitamnya.

Ditambahkannya, segala persiapan tradisi ritual Keboan yang sudah diagendakan pada hari Minggu, 31 Juli 2022 dimulai pukul 06.00 WIB sampai selesai itu sudah dilakukan secara matang dan seksama. Di antaranya, menghias guna mempercantik setiap sudut-sudut desa dengan ragam hiasan tradisional khas warga Osing Desa Aliyan. Lalu perlengkapan bahan-bahan sesajen, membuat kubangan berlumpur sebagai tempat Keboan melakukan ritual goyangan, dan persiapan lain-lainnya sudah ready.

Serangkaian acara dalam pelaksanaan tradisi Ritual Keboan di Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi

“Selanjutnya di setiap gang atau perempatan jalan dipasang Lawang Qori (Pintu Qori, red.) yang terbuat dari bambu dan dihiasi ragam hasil bumi. Tujuannya tak lain adalah sebagai tolak balak demi menghalau berbagai ragam gangguan yang tak didinginkan. Apalagi warga Aliyan yang pergi merantau keluar daerah, mereka akan beramai-ramai pulang mengikuti prosesi ritual Keboan tersebut,” ujar pria yang hobi berkesenian itu.

Dan yang perlu dicatat, lanjut Anton, bahwa sebelum pelaksanaan ritual Keboan, yaitu pada hari Jumat, 28 – 29 Juli 2022 diadakan Bazar Pasar Kuliner Khas Aliyan guna pemberdayaan perekonomian rakyat. Lantas diadakan selamatan di makam Mbah Buyut Wongso Kenongo yang dilanjutkan dengan tradisi Githikan Aliyan di area makam Cempokosari. Sedangkan pada Sabtu malam Minggu pukul 16.00 diadakan pagelaran Wayang Kulit di Balai Desa Aliyan.

“Adapun pada hari Minggu, 31 Juli 2022 pukul 05.30 WIB diadakan selamatan bersih desa di sepanjang jalanan desa. Lalu pada pukul 06.00 WIB digelar Ritual Keboan. Seusainya pada pukul 19.00 WIB dihelat kuntulan Caruk di jalanan desa. Lalu pada Senin, 1 Agustus 2022 pukul 09.00 WIB diadakan Jaranan Aliyan, dan pada Senin malam Selasa, 1 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB pentas Gandrung sebagai penutup rangkaian kegiatan,” pungkasnya. (Tim Dhuta Ekspresi)

Video lainnya: “Gara-gara Nonton Film KKN Di Desa Penari, 5 Kali Sukmanya Dibawa Ke Alam Mimpi”. Simak selengkapnya hanya di YouTube LSAP Banyuwangi Channel dibawah ini:

banner 728x90

Related posts

banner 400x130

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *