Sejarah Ikawangi Jakarta dan Perkembangannya

ESTAPET PENGURUS: Pimpinan sidang, Hafandi, BSc menyerahkan dokumen Ikawangi kepada Ketua Umum terpilih, Drs. Hanifan yang disaksikan Agus Budi Hartono. Foto ini diambil pada 16 Oktober 2002 dalam acara Muspag Ikawangi di Sumbawa Room Hotel Indonesia, Jakarta Pusat

16 September 1972, Hari Lahirnya Ikawangi 

Dhuta EkspresiIkawangi merupakan singkatan Ikatan Keluarga Banyuwangi, adalah sebuah paguyuban warga asal Banyuwangi – Jawa Timur yang hidup di rantauan. Sebagai orang yang hidup di tanah rantauan, tentu ada rasa yang bersentuhan berupa senasib dan sepenanggungan. Nama Ikawangi tak dapat dipisahkan dengan orang-orang Jakarta asal Banyuwangi, karena awal mula menjelmanya nama Ikawangi justru dilahirkan oleh tokoh-tokoh Banyuwangi yang hidup di Jakarta. Hingga akhirnya nama Ikawangi menyebar luas dan diikuti oleh orang-orang asal Banyuwangi yang hidup di rantauan se nusantara dan luar negeri.

Read More

Dalam sejarahnya, Ikawangi yang anggotanya tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Banten, berbasic sosial kemasyarakatan dan kerekatan kekeluargaan antara keluarga asal Banyuwangi baik yang sudah menetap maupun sekadar melakukan aktivitas di Jabodetabek, Banten, dan sekitarnya, terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Bahkan, sudah beberapa preode mengalami estafet kepemimpinan di dalam tubuh paguyuban Wong Banyuwangen tersebut, sebagai bentuk penyegaran program dan pengembangan. Bagaimanakah sejarah berdirinya Ikawangi? Berikut catatan wartawan Dhuta Ekspresi, Denny Sun’anudin dari pelbagai sumber.

SESUAI dokumen yang didapat Dhuta Ekspresi, -jauh sebelum berkibar nama Ikawangi-, awalnya pada 23 Juli 1972 Panitia Penghimpun Warga Banyuwangi telah menyelenggarakan rapat pleno di Jakarta. Adapun pokok-pokok kebijaksanaan yang berhasil diputuskan, antara lain Menyempurnakan Susunan Panitia Penghimpun Warga Banyuwangi di Jakarta, Mengadakan Pertemuan Besar Warga Banyuwangi di Jakarta 16 September 1972

“Akhirnya tanggal 16 September 1972 inilah dispekatai sebagai tonggak sejarah berdirinya dan sekaligus hari lahirnya Ikawangi. Sedang acara dalam pertemuan besar saat itu adalah membentuk pengurus tetap Himpunan Warga Banyuwangi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta serta diselingi dengan hiburan kesenian daerah yang khusus didatangkan dari Banyuwangi. Biaya pertemuan besar tersebut mencapai jumlah kurang lebih Rp 500.000. Pemasukan anggaran, antara lain dipungut dari tiap-tiap kepala keluarga Banyuwangi yang berada di Jakarta minimal Rp 1.000 serta sumbangan suka rela yang jumlahnya tidak ditentukan,” demikian bunyi surat yang ditandatangani ketua Panitia Penghimpun Warga Banyuwangi, AKP. Drs. Moeljadi dan Sekretarisnya, MN Hafandi, BSc.

Bahkan alm. Moeljono Moenawar ketika memberikan sambutan dalam Musyawarah Paguyuban (Muspag) Ikawangi, 16 Oktober 2002 di Sumbawa Room Bali Hotel Indonesia, Jakarta Pusat memberikan penegasan. Di antaranya menyatakan, seperti halnya yang diceritakan kembali oleh Hafandi bahwa 16 September 1972 itu, disusun Pengurus Paguyuban Warga Banyuwangi di Jakarta. Yakni, Drs Sutardjianto sebagai Ketua, Hafandi BSc sebagai Sekretaris, dan Drs. Hardjoko Sapoetra sebagai Bendahara. 

“Sehingga, secara formal tanggal 16 September 1972 merupakan Hari Kelahiran paguyuban yang kemudian diberi nama Pewangi Jaya (Perkumpulan Warga Banyuwangi Jakarta Raya). Kegiatannya, antara lain berupa arisan setiap bulan dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Nah, pada tahun 1992 nama Pewangi Jaya berubah menjadi Ikawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi) dengan ketua Saudara H Boesairie Abdullah SH,” katanya mengisahkan.

Diakuinya, dalam dekade kepengurusan ini mulai bermunculan muka-muka baru warga daerah, baik yang sudah berkeluarga mau pun muda-mudinya. Hal ini tampak sekali pada tiap acara Halal-Bi Halal. Karena warga Ikawangi yang menghadiri semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. 

“Ini suatu bukti, bahwa Ikawangi semakin tahun semakin dibutuhkan keberadaannya dan dirasakan manfaatnya. Baik sebagai wahana pembawa misi pembinaan persatuan dan kesatuan warga yang berlandaskan azas kekeluargaan, kebersamaan, maupun  gotong royong. Dan dalam perkembangan selanjutnya sebagai wahana pembawa misi pengembangan, pengabdian masyarakat, dan kepedulian sosial warga Ikawangi secara keseluruhan. Selain itu untuk nguri-uri (turut aktif, red.) membina dan melestarikan adat dan seni budaya daerah Banyuwangi,” tandasnya kala itu.

Dengan gambaran misi Ikawangi yang demikianlah, pada 14 Desember 1997 di estafetkan kepemimpinan Ikawangi dari H Boesairie Abdullah SH kepada Ir. Moeljono Moenawar selaku Ketua dan Agus Budi Hartono sebagai Sekretaris Jenderal. “Inilah untuk pertama kalinya estafet kepengurusan Ikawangi dideklarasikan secara formal. Sekaligus, disusun kepengurusan lengkap pada saat itu untuk masa bhakti 1998/2002 tersebut,” ungkapnya. 

Denny dengan Bambang S Ketua Ikawangi Jakarta

Dalam Muspag Ikawangi di Sumbawa Room Hotel Indonesia, Jakarta Pusat 16 Oktober 2002 tersebut, sebenarnya ada tiga calon. Yakni, Drs. Hanifan, Antariksawan Yusuf, namun H. Bambang Sugiono, SE, MSi absen karena saat itu Bambang berada di Genteng – Banyuwangi, menghadiri seratus harinya mertuanya almarhumah Hj. Sri Sudarmi. 

Sidang pemilihan pengurus baru Ikawangi untuk masa bhakti 2002-2006 dipimpin Hafandi, BSc, berlangsung cukup demokratis. Persaingan ketat dua kandidat, Hanifan dan Antariksawan Yusuf memperebutkan kursi Ketua Umum, yang akhirnya dimenangkan Hanifan dengan meraih 26 suara  dari 46 pemilih. Sedang sisanya, 20 suara dikantongi Antariksawan Yusuf. Dalam masa bhaktinya, Hanifan didampingi Sekjendnya, Sofy Muntahar. 

 

Hafandi: Cahyono Tidak Ada Kaitannya dengan Ikawangi

Mengenai adanya anggapan keliru terutama di Kabupaten Banyuwangi yang selalu mengidentikkan Ikawangi dengan Cahyono, pelawak ibu kota asal Pandan – Genteng, Banyuwangi, hanya karena Cahyono kala itu pernah dan sering menggunakan nama Ikawangi baik untuk rekaman kaset, VCD, maupun tur show di berbagai daerah. Akan tetapi hal itu dibantah oleh salah satu penggagas berdirinya Ikawangi, HM N  Hafandi, BSc.

Hafandi memaparkan, sebagaimana rumor yang beredar di Banyuwangi dan sekitarnya yang mengidentikkan Ikawangi dengan Cahyono, katanya hal itu sama sekali tidak benar. Mengingat, sejak awal berdirinya Ikawangi hingga dewasa ini, Cahyono tidak pernah tercatat sebagai anggota.

“Ini tugas Dhuta Ekspresi untuk meluruskan, karena Dhuta Ekspresi sudah tahu persis bagaimana sejarah Ikawangi hingga seperti saat ini. Masyarakat Banyuwangi harus diberi tahu supaya mengerti, bahwa Cahyono tidak ada kaitannya sama sekali dengan Ikawangi. Karena, Cahyono memang bukan apa-apanya Ikawangi. Tercatat sebagai anggota (Ikawangi, red.) pun tidak,” tandas Hafandi kepada Dhuta Ekspresi, dengan nada lantang.

Diakuinya, Cahyono sebagai orang yang mengaku sebagai orang Banyuwangi yang sama sekali tidak mempunyai etika. Beberapa kali Cahyono berusaha memanfaatkan paguyuban Ikawangi demi kepentingan bisnis pribadinya. “Dia (Cahyono, red.) beberapa kali datang munthuk-munthuk ingin mendekatkan diri ke Ikawangi. Akan tetapi, akhirnya dia meninggalkan kesan yang kurang baik,” tegas Hafandi tanpa mau menjelaskan apa yang dimaksud kesan kurang baik tersebut.

Pernah suatu hari, lanjutnya, Cahyono berulang kali datang menemuinya mau minta ijin menggunakan nama Ikawangi untuk rekaman kaset dan VCD-nya. Namun ia menolaknya karena sudah tahu maksud dibalik itu semua. Akhirnya, ia menyarankan supaya menemui Busari Abdullah, yang kebetulan saat itu menjabat sebagai Ketua Ikawangi.

Waktu njaluk ijin nggawe arane Ikawangi jare kanggo rekaman, deweke janji arep nguwani Rp 1.000 per kaset/VCD. Tapi nyatane, blas sing ono. Dadi Cahyono sing ono kontribusine paran-paran nang Ikawangi (Waktu minta ijin menggunakan nama Ikawangi katanya untuk rekaman, dia berjanji akan memberi Rp 1.000 per kaset/VCD. Tetapi kenyataannya, sama sekali tidak ada. Jadi, Cahyono tidak ada kontribusinya apa-apa kepada Ikawangi),” imbuhnya. 

 

Bambang: Budaya Organisasi Dijadikan Etos Kerja 

Terpilihnya H. Bambang Sugiyono, SE, MSi sebagai Ketua Umum Ikawangi untuk preode 2007-2010 dalam Musyawarah Paguyuban Ikawangi di Antanov Room Club Eksekutif Persada Halim, Jln. Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, (14/1) lalu, kian mengibarkan bendera Ikawangi. Bukan hanya seputar peningkatan peran sosial kemasyarakatan, seni budaya daerah, organisasi, serta yang lainnya. 

Bahkan, Ikawangi telah mencatatkan sejarah berhasil menggelar Pengajian Akbar di masjid Al-Bina Al-Bina, Jl. Pintu I Senayan, Jakarta Pusat (22/4) lalu. Menariknya, dalam pengajian tersebut Ikawangi memberikan cindera mata patung Gandrung Banyuwangi kepada tamu kehormatannya Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ing H. Fauzy Bowo. 

“Agar Ikawangi lebih maju, kami memang senantiasa menjalin kerjasama dengan seluruh potensi yang ada. Di antaranya, Pemprov DKI Jakarta, pengusaha, Pemkab Banyuwangi, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, serta pihak-pihak terkait lainnya. Sedangkan peluang-peluang strategis akan kami kembangkan menjadi program-program unggulan sebagai modal dasar untuk kebesaran Ikawangi. Jadi, pada prinsipnya setiap potensi yang ada akan dikerjasamakan dan tetap berkoordinasi dengan seluruh unsur atau anggota Ikawangi,” ungkap Bambang kepada Dhuta Ekspresi.

Ayah dari Aji Eisqy Yodhana, Reza Putra Yodhana, dan Rio Rahman Yodhana hasil pernikahannya dengan Hj. Nanik Widyastuti itu menambahkan, Ikawangi memang mebutuhkan perubahan. Menurutnya, terutama menyangkut apresiasi pimpinan dan anggota Ikawangi terhadap peran dan fungsi organisasi sesuai tuntutan organisasi. Sehingga program yang sudah dicanangkan tidak sebatas wacana, namun harus memiliki tindakan nyata dan trategis.

“Juga perlunya perubahan pola dan perilaku lama, harus mewujudkan budaya organisasi Ikawangi yang mandiri. Dan dari konsep yang semula tidak tertulis, sudah saatnya berupa karya nyata yang berkualitas melalui manajerial. Sedangkan budaya organisasi harus dijadikan etos kerja yang terstruktur,” ujar Lare Using kelahiran Genteng-  Banyuwangi, 26 Agustus 1958 itu berdiplomasi.

Bambang juga berjanji akan menggali semua potensi yang ada. Di antaranya, dengan menghimpun kemampuan dan potensi anggota Ikawangi akan dimasukan dalam pendataan  data base. Selain itu akan menciptakan peluang, target, dan sasaran yang akan dicapai digali melalui informasi dan komunikasi para anggota Ikawangi. Lalu, pilar-pilar potensi yang ada dipelihara dan dikembangkan dengan melakukan serangkaian kegiatan dan program kemitraan sesuai tuntutan.

“Dan yang tak boleh diabaikan, adalah meningkatkan kepedulian organisasi. Dengan cara, menciptakan rasa kebersamaan dan tanggungjawab yang tinggi terhadap keluarga paguyuban. Lantas, mengajak seluruh potensi organisasi Ikawangi untuk berpartisipasi dan turut mendukung program-program kepedulian, seperti bencana alam, memberikan santunan keluarga yang tidak mampu, anak putus sekolah, korban PHK, kesehatan, kesempatan lapangan kerja, serta melakukan kepedulian dengan program strategis dan inovatif,” urai alumnus SD Muhamadiyah Genteng 1971, SMP Muhamadiyah Genteng 1974, SMAN Genteng 1977, Universitas Jember 1985, dan Universitas Jendral A.Yani, Cimahi 2003 itu.

Masalah konsolidasi, lanjut Bambang, juga akan diprioritaskan. Karenanya pihaknya melakukan koordinasi pada setiap lini pada lingkup anggota organisasi Ikawangi. Kemudian melakukan pencerahan dengan seluruh paguyuban dengan langkah-langkah yang strategis, menciptakan program-program demi kemajuan organisasi. 

“Kami akan terus menciptakan dan meningkatkan profesionalisme di segala bidang lapangan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan. Karenanya saya berharap kepada semua pengurus dan anggota untuk saling bahu membahu demi terwujudnya Ikawangi yang mandiri dan sejahtera,” pungkas peraih pendidikan penjenjangan dan pelatihan Tools For Effectiv District Planning di Sidney 1996, Diklat SEPALA di Jakarta 1998, Diklat SPAMA di Jakarta 1998, dan Asia Pasific Cities Summit di Brisbane, Australia 1999 itu. *** 

Simak juga upaya langkah nyata guna nguri-nguri budaya warisan para leluhur melalui “Petualangan Wisata Mistis”, hanya di YouTube LSAP Banyuwangi Channel dibawah ini:

banner 728x90

Related posts

banner 400x130

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *